ya. saya bukan bomber atau graffiti artis. dan untuk graffiti saya nol besar. saya rasa tidak berbakat di grafitti. kali ini seri bertemu dengan kawanan bomber yang karya-karya mereka so fucking awesome. tidak semua, hanya beberapa saja yang saya kenal. gudang yang tadinya bersih putih dan membosankan kini lebih indah dengan aneka warna-warni semprotan aerosol. tadinya saya tidak menyangka akan bertemu kawanan bomber sebanyak ini. yang dikepala saya mungkin hanya beberapa orang saja. diluar dugaan, jumlah mereka sekitar 20-an orang dengan tag name dan style artwork masing-masing. turut berpartisipasi dengan stencil dan wheatpaste seorang mendatangi saya; ini apa namanya? Wheatpaste kataku. apa itu wheatpaste timpalnya? dari sini saya semakin yakin kalau rata-rata diantara mereka adalah grafitti artis. sambil bekerja saya menjawab; wheatpaste itu mentransfer gambar ke media kertas dan tempel. itu saja. ada berapa orang yang penggiat wheatpaste di Makassar? tanyanya lagi. tiba-tiba saya merasa seperti alien ditempat ini. singkat saya jawab; banyak mungkin. dan dia pergi. saya melanjutkan menyemprotkan aerosol ke mal di dinding. letih. pulang. akhirnya semua bersiap-siap pulang. mau tak mau. ini sudah pukul 6 sore. diperjalanan pulang saya menyempatkan berkunjung di SVOA. toko yang menjual kebutuhan-kebutuhan graffiti di Makassar. hanya beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan pulang. bincang-bincang kecil dengan seorang kawan yang mengambil street art sebagai skripsi. kami berbincang persoalan metodologi pengumpulan data. Abo A.K.A Alias mengajak untuk ikut menggambar juga. dalam pikir saya, apa saya harus menjadi seorang grafitti artis untuk bisa berkarya di tembok? tapi saya hanya menjawab; 'kayanya saya lebih cocok di stencil dan wheatpaste saja. dan tersenyum kecil. i'am not a graffiti artist, dude.
|
SVOA properties |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar